Polimer konduktif merupakan kelas baru dalam
material elektronik yang mendapat perhatian luas pada dekade terakhir ini
karena beberapa keunggulan dan potensi aplikasinya yang sangat luas. Penemuan
polimer konduktif membuka banyak kemungkinan baru untuk piranti- piranti yang
menggabungkan sifat- sifat optik, listrik dan elektrokimia. Beberapa keunggulan
polimer konduktif adalah mudah disintesis dan bahan dasarnya mudah diperoleh
sehingga biaya penyimpanannya relatif lebih murah. Polimer konduktif sangat menjanjikan
karena stabilitasnya yang baik dan memiliki sensitivitas serta selektivitas
yang tinggi. Disamping itu material konduktif dapat beroperasi pada suhu kamar
dibandingkan dengan material anorganik berbasis SnO2 yang hanya bisa
beroperasi dengan baik pada suhu tinggi [18].
Poliasetilen merupakan polimer konduktif
pertama yang berhasil disintesis melalui
polimerisasi monomer asetilen, sekitar pertengahan 1970- an. Berikutnya
diketahui bahan polimer konduktif lainnya seperti politiopen, polipirol, dan
polianilin [1]. Polimer konduktif merupakan polimer organik yang dapat
menghantarkan arus listrik (konduktif) melalui proses doping. Polimer konduktif
memiliki sifat semikonduktivitas dengan pita konduksi yang terisi penuh dan
pita konduksi yang kosong. Pita- pita ini dipisahkan oleh sebuah celah pita
yang disebut pita terlarang. Dengan memberi doping pada polimer menciptakan
pita- pita baru di dalam celah energi, yang memungkinkan bagi elektron bergerak
ke pita- pita baru ini dan meningkatkan konduktivitasnya [1]. Demikian juga
sifat optik berubah akibat doping, pemberian doping (protonasi) mengakibatkan
celah pita energi tersebut tereduksi (menyempit) sehingga spektrum absorbsinya
pada pita energi lebih panjang. Sebaliknya ketika terjadi deprotonisasi (dedoping),
celah pita energinya melebar sehingga
spektrum absorbsinya bergeser ke panjang gelombang pendek.
Diantara sekian banyak bahan polimer
konduktif yang telah diketahui, polianilin dan polipirol yang paling intensif
diteliti karena stabilitas lingkungan yang sangat baik. Disamping itu,
polianilin dan polipirol memiliki sifat kimia dan fisika yang mudah dikontrol, yaitu sifat listriknya
dapat diubah dari isolator menjadi konduktor atau sebaliknya. Konduktivitas
dapat berada diantara kedua kondisi tersebut berdasarkan tingkat reduksi-
oksidasi atau dopingnya [19]. Perubahan sifat listrik dan optik terjadi melalui
reaksi redoks ketika bereaksi dengan agen- agen redoks [25]. Demikian juga
ketika berinteraksi dengan sejumlah uap kimia dapat mengalami reduksi,
protonasi/ deprotonasi, maupun mekanisme lainnya yang dapat merubah sifat
listriknya [2]. Istimewanya, perubahan sifat listrik (konduktivitas) dan optik
(indeks bias dan absorbsivitas) ini dapat dibalik.