PENDAHULUAN
Polimer konduktif telah memasuki jajaran kelas material unggul yang mampu memberikan jawaban atas tantangan dari perkembangan teknologi. Polimer konduktif merupakan polimer yang memiliki ikatan terkonjugasi sehingga memungkinkan adanya proses transfer muatan. Diantara polimer konduktif yang berkembang, polianilin (PANi) merupakan salah satu polimer yang banyak dikaji dalam kurun waktu lebih dari dua dekade. Sifat fisika dan kimia dari polianilin yang khas memungkinkan potensi aplikasi yang luas. Kekhasan tersebut antara lain dapat dikontrol dengan doping, stabil terhadap perubahan lingkungan, efisiensi biaya dan dapat menghasilkan material dalam skala besar. Aplikasi PANi merambah pada bidang teknologi fungsional, seperti sensor kimia khususnya sensor gas, piranti elektrokromik, sel fotovoltonik, LED polimer, dan baterai sekunder disamping itu bahan polimer konduktif dapat beroprasi pada suhu kamar.
PANi merupakan bahan yang sangat unik yaitu dapat mengalami perubahan sifat listrik dan optik yang dapat dibalik (reversible) melalui reaksi redoks dan doping-dedoping atau protonasi-deprotonasi sehingga sangat potensial dimanfaatkan pada berbagai aplikasi. Proses doping ini salah satunya dapat dilakukan dengan menambahkan senyawa logam ZnCl2. Zink klorid merupakan salah satu garam yang bercampur dengan asam dalam air dan dalam kutub organik bahan seperti ethanol, aceton atau ether. Pendopingan garam seperti ZnCl2 dapat menentukan oksidasi polimerisasi anilin, garam ini selanjutkan akan menentukan derajat tingkat daya konduksi jika di dopingkan pada polianilin. Perkembangan ilmu dan teknologi yang tidak terlepas dari rekayasa penggunaan bahan- bahan dalam bentuk lapisan padat tipis (thin solid film). Hal ini menjadi sandaran untuk mengoptimasikan PANi dalam bentuk film tipis. Sejauh ini, realita yang ada menunjukan bahwa film PANi nano struktur memiliki kelebihan dibandingkan dalam bentuk bulk.
Potensi yang dimiliki PANi dalam orde nano menjadikan para peneliti melakukan penelitian secara instensif, hal ini dapat diketahui dengan adanya penelitian sampai saat ini. Salah satunya adalah dengan adanya pengembangan dalam bentuk lapisan tipis. Pembuatan lapisan tipis dengan melarutkan PANi dalam solvent. Solvent PANi ditemukan pada tahun 1990 oleh Cao dkk. Solvent organik tersebut mampu melarutkan PANi ES dan berikatan didalamnya seperti dopan asam. PANi dalam bentuk basa yang didoping asam dapat dilarutkan dalam solvent, diantaranya adalah m-cresol, kloroform, toluena dan xylen. Pertumbuhan partikel pada larutan menyerap dengan stabil pada lapisan tipis PANi melalui ikatan hidrogen.
Penggunaan fabrikasi dalam bentuk lapisan tipis sangat luas, karena sifat bahan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan serta mudah diintegrasikan dalam bentuk divais. Beberapa aplikasi film tipis diantaranya sebagai lapisan penyangga (buffer layer), tranduser, saklar, sensor, kapasitor dan sebagai memori. Pekembangan ini didukung dengan adanya berbagai macam metode pelapisan untuk menghasilkan material dalam skala nano. Secara umum pembuatan lapisan yaitu metode konvensional dan sol-gel, spin coating, dip coating, electrophoresis, thermoporesis, dan settling (sedimentation) merupakan bagian dari metode sol-gel. Diantara metode pelapisan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah spin coating karena memiliki efisiensi waktu dan biaya yang tinggi. Ditinjau dari material yang dihasilkan, film tersebut memiliki kualitas kristal dan homogenitas yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar